
“Spirit atau Roh” dari sebuah Koperasi, apa itu ?
Dipublikasikan pada 29/07/2021Para pengurus koperasi dan jajaran yang berada di Credit Union (CU) dalam melaksanakan tugas bukan semata–mata melayani anggota menerima dan memberikan pinjaman melainkan mendorong serta mengajak anggota untuk melakukan usaha-usaha produktif. Untuk itu, koperasi sangat diperlukan memiliki tenaga penggerak komunitas yang mengaktifkan anggota, mengorganisasi anggota di zona (wilayah) terlibat kegiatan ekonomi produktif.
Demikian dikatakan bapak Melianus Mau Leon, ketua Pengurus KSP CU Barerod Gratia dalam webinar yang diikuti para pegiat koperasi yang tergabung dalam Forum CU Keuskupan Agung Jakarta (FCUKAJ), Sabtu (17 Juli 2021). Webinar itu mengusung tema “Community Development” : Membangun Usaha dan Mengembangkan Komunitas Basis agar Berdampak pada Pemberdayaan Anggota”.
Konsep telah ditanamkan oleh pelopor Credit Union sedunia, Friedrich Wilhelm Raiffeisen. Menurutnya peran tugas CU itu bukan hanya menerima uang ke CU dan memberikan pinjaman kepada anggota tapi terus–menerus mendorong seluruh anggota membuka macam–macam usaha untuk menambah penghasilan. Nah, inilah yang disebut spirit atau Roh dari suatu koperasi yang sejak dulu harus terus tertanam dalam pikiran pengurus dan anggota CU.
Ia menyebut seorang penggerak komunitas itu bisa membawahi 15-20 anggota berdasarkan zona (wilayah) anggota berada. Suatu wilayah dengan jumlah anggota tersebut didampingi seorang yang disebut penggerak komunitas. Tenaga penggerak komunitas ini mendata, mengkoordinasi agar seluruh anggota bisa memiliki usaha-usaha ekonomi produktif guna menambah penghasilan anggota.
‘’Ada teman–teman seperti mantan pengurus, mantan komite atau siapa pun yang pernah aktif dalam koperasi dapat menjadi salah satu penggerak komunitas asalkan ia selalu komitmen dengan tugasnya dalam kelompok‘’ kata Ketua Pengurus KSP CU Bererod Gratia ini.
Leon mengatakan, sebagai penggerak komunitas, ia perlu memastikan apakah kelompok yang didampingi telah melaksanakan usaha-usaha ekonomi atau tidak. Dalam kepengurusan kelompok pasti ada ketua, sekretaris dan bendahara, nah kalau hal itu tidak berjalan maka ini menjadi tugas penggerak komunitas tadi untuk mengaktifkannya.
Pengetahuan tentang hal ini pernah disampaikan Cornelius Glady Tri Suyitno CEO CU Madani Tangerang. Ia mengatakan bahwa ujung tombak koperasi kredit terletak pada usaha-usaha ekonomi para anggota. Ketika mereka mempunyai usaha ekonomi tambahan, uang mereka ditabung kemudian mendorong mereka untuk terus berusaha meningkatkan produktivitas usahanya sehingga pada gilirannya meningkatkan anggota.
Leon, ketua pengurus KSP CU Barerod Gratia ini berpesan agar setelah mengikuti webinar ini bisa melakukan pembentukan komunitas usaha berdasarkan zona atau wilayah agar memudahkan seorang penggerak komunitas. Anggota yang kreatif adalah mereka yang bisa membaca peluang, menambah usaha ekonomi tanpa melupakan pekerjaan rutin.
Inilah sebenarnya “Roh” koperasi kredit itu yang ditinggalkan F.W Raiffeisen bahwa konsentrasi CU bukan menerima uang anggota dan memberikan layanan pinjaman tapi mendukung usaha –usaha ekonomi produktif, membantu, menopang kebutuhan juga menabung di CU masing-masing.
*Konrad R,Mangu
Berikan tanggapan atau komentar anda terkait artikel ini melalui link :
https://www.creditunionmadani.org/contact
Berita Terkait

- Baca selengkapnya...

- Baca selengkapnya...

- Baca selengkapnya...

- Baca selengkapnya...

- Baca selengkapnya...

- Baca selengkapnya...