Kritik - Saran Penting Untuk perkembangan Credit Union Madani

Terdapat anggapan bahwa koperasi di Indonesia belum begitu membaik. Penilaian ini tentu berdasarkan pengamatan atau melalui suatu penelitian yang panjang. Namun boleh saja anggapan itu keliru karena ada juga jenis koperasi yang bertumbuh dan berkembang maju. Perkembangan yang kurang maju sangat tergantung beberapa hal yang bisa dikategorikan sebagai faktor penyebab kurang berkembang, baik dikarenakan faktor internal maupun faktor eksternal. 

Seperti yang kita ketahui bahwa koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada ekonomi kerakyatan berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi memiliki banyak kelebihan sebab memiliki peran menumbuh kembangkan potensi ekonomi rakyat. Namun karena faktor internal/eksternal bisa mengalami kemunduran. 

Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Koperasi yang berkembang sejak zaman berdirinya koperasi Indonesia sampai sekarang tidak ada yang tumbuh menjadi usaha besar yang seperti pelaku ekonomi yang besar.

Kendati koperasi disebut sebagai gambaran pondasi dasar ekonomi Indonesia karena mempunyai dasar asas kekeluargaan, saat ini tidak mudah menjalankan kegiatan perkoperasian di Indonesia. Hal ini tidak dipungkiri karena banyaknya jumlah penduduk kita pada tahun 1950 sampai tahun 1980 pada tahun-tahun itu koperasi di Indonesia sedang tumbuh.

Permasalahan yang dihadapi koperasi pun beragam pada era globalisasi ini dari masalah internal koperasi atau masalah eksternal koperasi,dan bukan hanya itu saja masalah yang dihadapi perkoperasian di Indonesia, masalah permodalan koperasi, dan masalah regenerasi dalam pengurusan koperasi tersebut.

Kondisi inilah yang membutuhkan kritik dan saran setiap anggota untuk perbaikan pelayanan koperasi menjadi lebih baik. Kritik biasanya ada setelah melihat mungkin adanya kekurangan dalam pelayanan maka sebagai anggota memberikan kritik. Namun kritik yang diberikan diharapkan memberikan solusi bagi perbaikan yang lebih baik. Sebagai contoh, anggota mengetahui bahwa para pengurus koperasi rata-rata hanya tamat pendidikan SMA maka ia mengusulkan sumber daya manusia dalam pengurus harus dengan jenjang pendidikan tertentu, bila perlu dipatok dengan jurusan ekonomi. 

Lalu bagaimana Credit Union Madani? Saat ini Credit Union Madani dalam hal ini sedang gencar melakukan kegiatan Pra RAT. Sejak akhir bulan September 2021 lalu para ketua kelompok mulai berkoordinasi mengirimkan kuesioner yang diisi setiap anggota kelompok yang dipimpin. Tujuannya untuk memetakan apa yang menjadi keinginan dominan seluruh anggota. Teknis pelaksanaan dilakukan oleh masing-masing ketua kelompok untuk menjaring kebutuhan apa yang sedang diinginkan oleh anggota Credit Union Madani.

Seperti yang pernah diungkapkan Cornelius Glady Tri Suyitno, selaku CEO CU Madani bahwa ajang Pra RAT sebagai sarana untuk menghimpun apa yang menjadi usul dan saran juga kritik terhadap kinerja Credit Union Madani di masa-masa yang akan datang. Karena menurutnya lembaga keuangan ini dalam perkembangan maju mundurnya sangat tergantung peran serta anggota dalam memberikan kritik dan sarannya. 

Untuk itu pentingnya sebagai anggota ketika melihat koperasi dijalankan namun tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka perlunya memberikan kritik-saran untuk perbaikan koperasi kepada arah yang lebih baik. Jika melihat adanya penyelewengan dalam pengelolaan koperasi kemudian tidak melakukan kritik maka sama halnya dengan membiarkan koperasi itu tidak bertumbuh bahkan mengalami kerugian. 

Maka di masa Pra RAT ini setiap anggota diberikan hak untuk menyampaikan kritik juga saran terhadap koperasi, bila selama ini pelayanan yang dirasakan setiap anggota belum prima maka dilakukan perbaikan-perbaikan demi kesejahteraan seluruh anggota. Hal ini mengartikan bahwa semua anggota memiliki peran strategis dalam mengawasi, memantau perkembangan koperasi itu menuju ke arah yang lebih baik.

* Konradus R, Mangu

Berikan tanggapan atau komentar anda terkait artikel ini melalui link :

https://www.creditunionmadani.org/contact